Recent Comments

Space For Ads

Space For Ads

Sabtu, 06 November 2010

Mengapa Memilih Linux



Awal menggunakan komputer, saya masih kenal dengan sistem operasi DOS, windows 1995, windows 1998, windows Me dan windows 2000. Bagi saya sangat menarik karena sudah tidak perlu lagi disket untuk menjalankan aplikasi lotus dan lain-lain, dulu yang paling saya gemari adalah game PC Commanders, game yang sangat menarik waktu itu. Kemudian beranjak ke jenjang pendidikan selanjutnya saya tidak berkonsentrasi di dunia komputer melainkan di elektronika arus lemah.
Namun mulai bekerja saya justru terjun di dunia komputer yang sewaktu kecil cukup saya senangi (game-gamenya), mulailah saya menggunakan windows NT family. Masalah yang saya alami ketika menggunakan windows adalah tak bosan-bosannya membersihkan virus dan melakukan format komputer di workstation maupun komputer sendiri. Capek, jenuh…, gonta ganti antivirus tapi masih tetap tidak menyelesikan masalah, ya mungkin ini tak lepas dari pengetahuan saya yang minim mengenai komputer.
Kemudian ada burung membawa kabar tapi bukan kabar burung, saya mendengar dari salah seorang teman yang menceletuk “nggaweo linux lek nggak pengen kenek virus” (pakai linux kalau nggak ingin terkena virus). Berdasarkan key “linux” akhirnya saya mencari beberapa referensi dan membaca artikel-artikel yang sudah bertebaran di internet (meski tidak seperti tahun-tahun terakhir ini yang sudah sangat banyak). Pertama kali saya menggunakan linux waktu itu Red hat 9 dan ketika sudah bisa instalasi saja saya sangat merasa senang sampai-sampai tidak tidur 2 malam hanya untuk melakukan sharing folder dan menjadikannya gateway (lol).
Susah sekali menggunakan Linux, itulah yang terbesit waktu itu, dan memang susah sih :D (jalaran rung kulino). Suatu ketika saya melihat teman yang tadinya nyeletuk mengenai linux mengetik huruf-huruf sehingga menjadi kata-kata yang asing bagi saya (disebut CLI) dan hanya terbengong-bengong saja saya dibuatnya. Wuih apaan tuh, keren…., hacker? itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya dan ternyata mengundang tawa dari teman, tawa merendahkan :D. Baru saya tau ternyata linux bisa jalan di mode seperti itu (mirip DOS prompt).
Menjadi lucu sekali ketika mengingat waktu itu punya motivasi cupu untuk belajar linux “ah.., aku ingin seperti hacker, menggunakan komputer yang orang lain tidak mengerti”. Hahaha, betapa alasan yang sangat masuk akal bagi anak-anak :D. Lambat laun alasan tersebut bergeser menjadi lebih berbobot, yakni karena kehandalan linux terhadap virus dan karena sifatnya yang open source  namun juga reliable untuk kebutuhan networking. Hingga akhirnya bisa membandingkan antara windows dan linux dengan menjalankan service yang sama dengan spesifikasi sama dan hasil yang berbeda, dan linux terbukti lebih reliable, dan multi platform.
Dari sisi securitas, kedua OS ini sama-sama tergantung ke pihak lain, jika windows mengalami masalah atau ada bug di sistemnya maka user akan tergantung pada microsoft selaku pembuatnya namun jika terdapat BUG di Linux maka user bisa mencoba memperbaiki BUG tersebut tanpa harus menunggu pihak lain, dan BUG di Linux cenderung lebih cepat diatasi karena Linux tidak tergantung pada satu organisasi bisnis melainkan komunitas dan orang-orang baik yang mau berbagi ilmu tanpa reward apapun dari ilmu yang diberikan ke orang lain, bisa dibilang mayoritas pengembang Linux mewarisi  sifat-sifat baik ini.
Yang paling penting bagi saya adalah terpenuhinya kebutuhan (reliable, secure, faster, cheap), apalagi yang diperlukan? Kenapa harus membuang devisa negara hanya untuk membuat Email Server, Domain Control, DNS Server, File Server, Clustering, Virtualization, NAS, SAN dan lain-lain? Linux & FOSS memberikan semua jawabannya :)

0 komentar:

Posting Komentar